Kantong Plastik Biji Durian Mahasiswa UGM


 kantong plastik

California menjadi negara bagian pertama di Amerika  yang melarang penggunaan kantong plastik sekali pakai yang di sediakan di mall, supermarket, mini market, mulai pertengahan tahun 2005 lalu. Namun larangan ini mengandung pro kontra di negara tersebut karena menghilangkan pekerjaan para produsen plastik. Namun hal ini juga didukung oleh para aktivis disana. Di Indonesia penggunaan plastik sekali pakai sangatlah banyak disediakan di berbagai tempat, dari mall sampai warung klontong.
Penggunaan plastik ini tidak bisa dihindari bagi para pembeli atau para pedagang, bak sebuah lebah dan bunga, mereka saling membutuhkan. Jika penjual tidak menyediakan plastik maka pembeli akan kesusahan untuk membawa barang bawaan mereka, apalagi jika para pembeli membeli barang yang begitu banyak. Setelah membeli barnang, mereka langsung membuang kantong plastik tersebut ke jalan,sungai,selokan. ini menyebabkan limbah semakin bertambah, apalagi plastik hanya akan hancur pada kurun waktu 300 tahun, bayangka kalau orang indonesia membuang plastik setiap orang dalam sehari.
Baru baru ini mahasiswa Universitas Gajah Mada (UGM) menciptakan bioplastik, berawal dari keprihatian yang semakin meningkat dari waktu ke waktu. Bahanya pun sangat cukup menarik dan unik, yaitu dari biji buah durian. adalah Fajar Bayu Prakoso, Andika Cahya Widyananda, Annisa Fakhriyah Rofi, Dyah Ayu Permatasari, dan Aditya.  Fajar Bayu yang merupakan ketua tim mengatakan, awalnya ia dan keempat temannya merasa prihatin dengan penggunaan kantong plastik yang semakin meningkat sehingga menghasilkan banyak tumpukan sampah.Dari kegelisahan itulah, ia dan ke empat temannya mencoba mencari solusi dengan membuat bioplastik yang mudah terurai.

"Kita langsung kepikiran mencari solusi, dan menemukan bahan untuk membuat bioplastik yakni biji durian," ucapnya. Dia mengungkapkan, dipilihnya biji durian karena memiliki kandungan pati (tepung halus) yang cukup tinggi. Kadarnya hampir 50 persen dari beratnya. "Lebih tinggi dari singkong yang sekitar 20 persen. Kalau biji durian hampir 50 persen," sebutnya. Pati tersebut, lanjut dia, berfungsi sebagai pengisi (filler) pada campuran agar kerapatan bioplastik menjadi tinggi. Sehingga meningkatkan kekuatan daya tarik plastik. "Kita melakukan penelitian sejak 2014 lalu," ujarnya. Ia menjelaskan, proses pembuatan bioplastik adalah dengan merendam biji durian dalam air kapur selama 2-3 hari untuk menghilangkan getah. Setelah direndam biji tersebut lalu dijemur selama 1 hari.  "Biji durian lalu diambil patinya yang berwarna putih kecoklatan. Lalu diolah menjadi tepung, disaring dan dioven selama 30 menit," urainya. Tepung yang sudah jadi dicampur dengan sejumlah bahan kimia antara lain low density polyethylene (LDPE), kemudian maleic anhydride (MA), lalu inisiator (Perbutyl D dan Perbutyl Z).  Setelah dicampur lalu di cetak dengan alat laboplastomill dan hot press di Lipi Bandung.  "Dari 50 gram dapat menghasilkan lembaran bioplastik sebanyak 3-4 lembar ukuran 13X13 cm," katanya.  Selain kekuatanya sama dengan kantong plastik seperti umumnya, bioplastik biji durian ini juga dapat terurai. Kelebihan lainya, bioplastik biji durian ini tahan terhadap suhu panas.  "Kedepan harapannya bisa diproduksi massal, tapi ini masih perlu penelitian lebih lanjut," ujarnya.

terimakasih telah membaca artikel tentang kantong plastik dari biji durian.

0 Response to "Kantong Plastik Biji Durian Mahasiswa UGM"

Post a Comment